Optimalisasi Hutan Untuk Capai Ketahanan Pangan
Tanggal : 17 April 2015
arif rizky santoso 14/367178/pn/13813
arif rizky santoso 14/367178/pn/13813
Marketeers – Presiden Joko Widodo telah menetapkan target pencapaian ketahanan pangan dalam waktu tiga tahun mendatang. Namun, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan upaya keras yang tidak saja melibatkan jajaran di kementerian yang terkait langsung dengan program ini.Tidak saja melibatkan badan usaha milik negara (BUMN) di sektor pertanian, tapi juga sektor lainnya, termasuk kehutanan.
Menanggapi program ketahanan pangan tersebut, Perum Perhutani menyatakan siap mendukungnya. Sebagai induk usaha dari seluruh BUMN yang bergerak di sektor kehutanan, tentunya Perhutani memiliki potensi besar dalam mendukung tercapainya ketahanan pangan.Terutama, melihat dari luasan hutan yang dikelola Perhutani yang mencapai 2,5 juta hektare.
“Mengenai food estate, kami akan terlibat secara aktif. Sudah ada program-program yang kami buat untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan ini,” Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar.
Mustoha menambahkan, Perhutani akan mengembangkan integrated farming system atau sistem pertanian terpadu. Dalam sistem ini, Perhutani mengembangkan zona adaptif dengan memperlebar jarak tanam dari yang normal, bisa 6X2 meter atau lebih. Dengan begitu, petani atau masyarakat sekitar hutan bisa memanfaatkannya untuk menanam padi atau jagung. “Model pertanian ini untuk meningkatkan produktivitas petani di lahan yang menjadi milik Perhutani,” katanya.
Selain membuat sistem pertanian terpadu, Perhutani juga sudah menjalin kerjasama dengan Kementerian Pertanian dalam hal penyediaan pupuk bersubsidi dan benih unggul. Selain itu, juga akan mengembangkan pengolahan pertanian secara mekanis.
Langkah selanjutnya, Perhutani akan menjadi off taker (pembeli langsung) dari petani untuk menghindari pembelian dari pengijon-pengijon. Untuk rencana ini,Perum Perhutani mempunyai anggaran sebesar Rp 200 miliar.
Kesanggupan Perhutani tidak saja dalam mendukung ketahanan untuk padi dan jagung, namun juga dalam penyediaan daging. Perhutani juga akan mengembangkan produk daging sapi dengan skema silvopasture, yaitu kombinasi antara ternak dengan hutan.”Potensi pasar daging itu besar. Kenapa tidak kita siapkan sendiri tanpa harus impor,” pungkasnya.
Arif Rizky Santoso nim : 14/367178/PN/13813
dikutip dari : Adiwaluyo, Eka.2015.<<www.perumperhutani.com>>.diakses pada tanggal 18 september 2015 pukul 19.05
Ayu Untari yudha Putri(13559)/ kel4
BalasHapustimelines : artikel ini masih aktual karena dipostnya baru bulan april kemarin
proximity : artikel ini menyebutkan bahwa Perhutani akan mengembangkan zona adaptif dengan memperlebar jarak tanam dari yang normal, bisa 6X2 meter atau lebih. Dengan begitu, petani atau masyarakat sekitar hutan bisa memanfaatkannya untuk menanam padi atau jagung.
Impotance : artikel ini berupa upaya dalam Optimalisasi Hutan Untuk Capai Ketahanan Pangan yang ditetapkan oleh presiden Jokowi
Policy : artikel ini menyebutkan kebijakan yang dilakukab Prersiden dan Tidak saja melibatkan badan usaha milik negara (BUMN) di sektor pertanian, tapi juga sektor lainnya, termasuk kehutanan
Promience : orang terkemuka yaitu Presiden Jokowi
Consequnce : kebijakan yang dilakukan jokowi berupa mengoptimalisasi Hutan Untuk Capai Ketahanan Pangan yang berupa Integrated farming system atau sistem pertanian terpadu yaitu kerja sama Perhutani dengan Pertanian
Conflict : Perhutani mengembangkan zona adaptif dengan memperlebar jarak tanam dari yang normal, bisa 6X2 meter atau lebih. Dengan begitu, petani atau masyarakat sekitar hutan bisa memanfaatkannya untuk menanam padi atau jagung.
Development : diadakannya Ifs ini guna untuk meningkatkan produktivitas petani di lahan yang menjadi milik Perhutani. Selain membuat sistem pertanian terpadu, Perhutani juga sudah menjalin kerjasama dengan Kementerian Pertanian dalam hal penyediaan pupuk bersubsidi dan benih unggul. Selain itu, juga akan mengembangkan pengolahan pertanian secara mekanis.