Jumat, 18 September 2015

PERSEPSI PEMUDA DI PERDESAAN DAN PERTANIAN MASA DEPAN


02 September 2014, 07:06:16 / Artikel Pertanian / Hits : 790 / Posted by
Oleh : Soleh Wahyudi, SST
Widyaiswara Pertama Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang
Kalimantan Selatan
            Persepsi : merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. Persepsi juga didefinisikan sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
1.Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain : (1) Fisiologis (2) Minat. (3) Kebutuhan yang searah. (4) Pengalaman dan ingatan (5) Suasana hati. 
2.Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
            Menurut Undang-Undang No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, definisi pemuda adalah "Warga Negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun". Jadi, Warga Negara Indonesia yang dikategorikan sebagai pemuda adalah warga negara yang berusia antara 16-30 tahun. Pemuda Indonesia di tahun 2013 ini berjumlah kurang lebih 63 juta, atau sekitar 27 persen dari proyeksi jumlah penduduk Indonesia tahun 2013 sebesar 242 juta. Suatu potensi yang sangat besar dan sangat potensial untuk menggerakkan roda pembangunan bangsa dan negara.
            Mereka yang digolongkan sebagai pemuda adalah tenaga yang produktif. Tenaga produktif inilah yang berperan sebagai "mesin" penggerak lajunya roda pembangunan bangsa dan negara. Tenaga produktif inilah yang mempunyai potensi energi yang sangat besar untuk menciptakan sesuatu yang baru dan mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Pemuda perlu dididik dan dibina, agar potensi yang dimilikinya dapat menghasilkan kontribusi yang positif bagi pembangunan nasional. Oleh sebab itu, pemuda merupakan aset yang paling berharga dari suatu bangsa. 
            Apalah artinya sumber daya alam atau kekayaan negara yang berlimpah-limpah apabila di kemudian hari tidak ada generasi penerus yang dapat mengelolanya. Sebagai pemuda, generasi penerus bangsa harus menyadari hal ini. Semakin cepat kita sadari, semakin baik. Semakin banyak pemuda berkarya sejak dini, semakin baik.
            Setiap pemuda mempunyai potensi dasar untuk dapat berkontribusi bagi bangsa dan negara. Telah banyak contoh yang dapat kita tiru, pemuda yang telah sukses dan berprestasi di bidang ilmiah, kewirausahaan, pembangunan lingkungan, konservasi alam, dan lain sebagainya. Tidak semua pemuda yang telah sukses tersebut mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi, oleh sebab itu tidak perlu berkecil hati. Dengan bermodalkan ketekunan dan motivasi yang tinggi untuk mewujudkan impian dan cita-cita, kita dapat meraih kesuksesan dan prestasi.
            Selain ketekunan dan motivasi yang tinggi, kita juga harus selalu mempunyai pemikiran yang positif. Pemikiran yang positif akan selalu memandang suatu permasalahan sebagai sebuah tantangan yang perlu ditemukan solusi terbaiknya. Pemikiran yang positif juga akan selalu memandang suatu persoalan itu selalu mempunyai sisi positif yang bermanfaat bagi dirinya atau orang lain. 
            Karakter pemuda yang selalu berpikiran positif memunculkan energi yang positif pula. Jika energi positif tersebut diselaraskan dengan sifat pemuda yang dinamis dapat menghasilkan suatu kontribusi yang positif. Diharapkan dari kita sebagai pemuda yang menjadi tulang punggung bangsa dan negara ini, dapat memberikan kontribusi positif dalam bentuk apapun. Implementasi dari kontribusi positif itu bisa kita mulai dari lingkungan di sekitar kita. Kita tunjukkan bahwa kita mampu menjadi seseorang yang berguna, bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Perlu semangat dan kerja keras agar dapat menekuni apapun yang kita kerjakan. Selain itu, kita perlu lebih jeli dalam mendapatkan kesempatan dan peluang untuk maju. Dari kesempatan dan peluang yang kita dapat, bisa kita jadikan batu lompatan untuk mengembangkan kualitas diri kita dalam memberikan kontribusi yang positif. Sehingga dapat disimpulkan pemikiran positif akan menghasilkan energy positif, dan sebaliknya energy negative akan menghasilkan yang negative.
            Lantas bagaimana peran pemuda (desa) terhadap pertanian? Perkembangan zaman yang menyebabkan pembangunan disana-sini tak pelak menimbulkan residu-residu pembangunan berupa masyarakat yang termarjinalkan secara sosial maupun ekonomi. Para petani yang tadinya memiliki sawah banyak yang menjualnya karena adanya alih fungsi sawah (150.000 hektar/tahun) menjadi infrastriktur jalan maupun industri, adanya land grabbing serta himpitan ekonomi membuat makin banyak petani yang lahannya makin sempit bahkan tidak memiliki lahan yang selanjutnya kemiskinan pun menghinggapi mereka yang banyak bekerja di sektor pertanian, per Maret 2010 (BPS) penduduk miskin di desa mencapai 64,2% dari total 31,02 juta jiwa penduduk miskin di Indonesia.
            Potensi pertanian di Indonesia sebenarnya sangat besar, tapi hal ini hampir tidak terlihat, karena tertutupi dengan kegiatan impor bahan-bahan pangan dan produk pertanian lainnya yang sangat besar, misal dari Thailand dan Vietnam, padahal Indonesia mempunyai luasan wilayah yang lebih dibanding kedua Negara ini. Artinya kekayaan alam Indonesia yang sangat besar ini belum dimanfaatkan secara optimal. Dan alasan terbesar yang menjadi penyebab belum optimalnya pemanfaatan potensi ini adalah SDM Indonesia itu sendiri. Selain itu masih banyak beranggapan hal-hal yang berkaitan dengan barang-barang impor itu lebih berkualitas, padahal tidak semua pendapat itu benar. Misalnya durian dari Thailand, dll.
            Perkembangan tenaga kerja Subsektor Pertanian menunjukkan bahwa berdasarkan umur dan Subsektor pada tahun 2014 yang paling tinggi pada kelompok umur 30th-44th sebanyak 12,63 juta orang dan yang paling sedikit pada kelompok umur >60 sebanyak 4,98 juta orang. Hal ini memperlihatkan bahwa struktur kelompok umur masih didominasi oleh tenaga kerja produktif (umur 15th – 59 th). Apabila tenaga kerja tenaga kerja dikelompokan menjadi generasi muda dan generasi tua maka perbandingannya pada tahun 2012 adalah 18% generasi muda dan 82% generasi tua.
            Rendahnya presentase para generasi muda tani ini dikarenakan persepsi mereka tentang hasil dari pertanian kurang menjanjikan di mata mereka, dan pertanian hasilnya tidak dapat dinikmati langsung, butuh waktu untuk menunggu dan yang terlebih petani terkesan kumuh. Belum lagi kondisi desanya yang jauh dari infrastruktur memadai, membuat mereka hengkang dari desanya untuk merantau kepekerjaan yang dianggap lebih layak dan cepat menghasilkan.saat ini kebanyakan tenaga-tenaga di lading/sawah kalangan usia 40 tahun ke atas, dan menurut penuturan beberapa tokoh masyarakat banyak pemuda dan warga yang merantau, bahkan saking lamanya rumah-rumah yang ditinggalkan dibiarkan roboh dimakan usia. Pendapat ini juga diperkuat dengan data statistik mengenai angka urbanisasi diperkotaan besar  yang semakin meningkat, misalnya Jakarta, Surabaya, Bandung dan kota kota besar lain di Indonesia.
            Gambaran diatas menjadikan salah satu factor yang melemahkan Negara Indonesia yang masih menyandang nama sebagai Negara Agraris. Salah satu hal yang sederhana yang perlu dilakukan adalah menanamkan kepada putra-putri kita yang dimulai sejak dini utuk mengenal dunia pertanian,  mencintai dan bahkan menggeluti dunia pertanian. Karena sangat jarang ditemui orang tua yang menginginkan anaknya jadi petani, sehingga dari kecil hingga pendidikan tinggi bahkan mencari pekerjaan pun “didikte” orang tua untuk menjadi yang lebih dari sekedar petani, termasuk bagi orang tua yang petani sekalipun, sehingga pertanian terkesan sebagai pekerjaan terakhir apabila pekerjaan yang lain tidak didapatkan.
            Dengan gambaran tersebut diatas maka suatu tantangan terbesar dimasa mendatang adalah membentuk Sumberdaya Manusia Pertanian yang tangguh, dan tidak goyah terhadap godaan persepsi kebanyakan pemuda perdesaan saat ini yang menganggap bekerja diperkotaan itu menjanjikan, tapi menekuni warisan dan julukan atas negri ini sebagai Negara agraris. Negara yang kuat adalah Negara yang mempunyai ketahanan pangan yang kuat.tentunya tantangan ini adalah tugas semua pihak yang dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat hingga pemerintah.
___________________________________________________
REFERENSI
http://www.datastatistik-indonesia.com/
Proyeksi Jumlah Pemuda Indonesia, http://kppo.bappenas.go.id/files/-1-Proyeksi Jumlah Pemuda.pdf
Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia, http://www.datastatistik-indonesia.com/proyeksi/index.php?option=com_proyeksi&task=show&Itemid=941

Source : http://bbppbinuang.info/news54-persepsi-pemuda-di-perdesaan-dan-pertanian-masa-depan.html

Nama : Prima Christina
Nim : 13808

Teknologi Pertanian Organik



            Kemajuan zaman selalu di iringi dengan kemajuan teknologi. Sesuai kodratnya, manusia akan selalu berpikir ke depan untuk berupaya menjadikan semua urusan agar lebih mudah dan cepat tanpa mengurangi sisi keindahan, sebagai bentuk manifest sisi emosional penikmatnya. Hal ini berlaku di hampir semua aspek kehidupan kita. Di sadari atau tidak, semua upaya tersebut acapkali melahirkan efek negatif yang lambat-laun dapat merugikan bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Produk makanan adalah salah-satu contohnya. Telah sering kita jumpai beraneka-jenis makanan/minuman, yang mana dalam proses pembuatannya telah memanfaatkan bahan kimia. Pemakaian bahan-bahan ini terbukti efektif dalam memodifikasi warna dan bentuk yang akan memperindah makanan bersangkutan, maupun bahan kimia untuk pengawet dan pemantap rasa.

            Saat proses pembuatannya, tak jarang makanan/minuman ini memanfaatkan teknologi tinggi, karena selain cepat jumlah produksi yang dihasilkan juga akan lebih banyak (massal) bila dibandingkan secara manual. Dalam hitungan hari atau bulan produk-produk berbahan kimia tersebut mungkin efeknya tidak akan terasa bagi tubuh kita, namun tahukah Anda bahwa makanan seperti ini dalam jangka panjang bisa berdampak negatif? Mengkonsumsinya secara terus-menerus terbukti tidak baik untuk kesehatan. Meski demikian fakta ini bersifat kompleks yang artinya berkaitan erat dengan pola hidup yang kita jalani sehari-hari. Setidaknya telah banyak penelitian yang menunjukkan hal ini. Berdasar fenomena tersebut maka dilakukan pengembangan dan inovasi untuk mencari solusinya, diantaranya adalah penerapan teknologi terbaru pertanian organik.

            Dalam kadar tertentu praktik-praktik penggunaan bahan kimia tersebut diperbolehkan. Sekali lagi bila sesuai dengan kaidah yang ditetapkan oleh pemerintah melalui dinas kesehatan, baik jenis maupun takaran bahan kimia untuk makanan telah ada aturan yang wajib dipatuhi. Kini, kita dapat temukan beraneka-ragam makanan serta minuman yang beredar di supermarket, mall maupun toko-toko kecil di pinggir jalan. Hampir semua dari produk makanan tersebut mengandung bahan kimia yang biasanya tertera di dalam kemasan baik jenis (nama) serta jumlah takarannya. Dalam ilmu kesehatan disebutkan, sejatinya di dalam tubuh kita telah terdapat antibodi yang akan mampu menangkis semua racun serta bakteri merugikan. Namun perlu diketahui bahwa hal ini bersifat kompleks, yang mana sangat dipengaruhi pola hidup yang kita anut. Anda tak dapat serta-merta mengartikannya karena terdapat aspek penting lainnya yang harus juga diperhatikan. Jumlah kebutuhan gizi, aktifitas kerja, pola tidur, manajemen stres, dll. Semua akan berpengaruh terhadap sistem imun yang bekerja di dalam tubuh kita. Lepas dari itu semua, kini ada alternatif lain yang bisa Anda coba tekait urusan makanan yang kita konsumsi yakni produk makanan organik.

            Makanan organik adalah makanan yang dalam proses penyediaannya tidak melibatkan pestisida atau bahan kimia sejenis maupun rekayasa genetika, berlaku untuk makanan nabati maupun hewani. Untuk makanan yang berasal dari tumbuhan baik sayur maupun buah (nabati), seluruh proses pembuatannya dari persiapan lahan, penanaman maupun perawatan menggunakan teknologi yang alami. Begitu pula untuk makanan hewani, teknologi yang digunakan selalu mengacu pada metode organik seperti ternak sapi/ayam yang dalam pemeliharaannya tidak menggunakan hormon pengatur tumbuh (pemacu).
           
            Produk berupa makanan organik diklaim jauh lebih baik bila dibandingkan makanan biasa (konvensional), dikarenakan memang praktis tidak mengandung bahan kimia ataupun zat-zat berbahaya didalamnya. Namun sayang, untuk mendapatkan produk makanan organik seperti ini kita harus merogoh kocek yang tidak sedikit karena di negara kita harganya sangat mahal, terutama untuk pendapatan rata-rata mayoritas rakyat di negeri ini. Baik sumber daya manusia yang ahli, pemeliharaan maupun penggunaan teknologi pertanian serta peternakan organik, disebut-sebut sebagai biang utama atas mahalnya produk makanan organik dipasaran.

Contoh Produk Organik

Daging Organik
Baik daging ayam, sapi maupun kambing yang berlabel organik mempunyai rasa yang lebih nikmat dari daging non-organik (biasa). Diet serta pemeliharaan hewan-hewan ini memerlukan biaya mahal yang akhirnya berimbas pada harga jual daging organik tersebut.

Sayuran Organik
Bayam, kentang, kubis, sawi dan lainnya merupakan sederet sayuran yang dalam perawatannya kerap bersinggungan dengan pestisida. Kini, dengan metode organik kita tak perlu khawatir untuk menjadikannya menu makan kita sehari-hari.

Telur Organik
Telur organik diambil dari ayam organik pula. Untuk telur dari ayam konvensional biasanya telah diberi hormon pengatur tumbuh yang tentu akan berdampak negatif bila kita terus mengkonsumsinya.

Susu Organik
Diet alami yang diterapkan pada sapi organik dapat meningkatkan kualitas susunya. Dengan cara ini sapi organik akan menghasilkan kandungan Omega 3 yang mengalami peningkatan menyentuh angka 68% dibandingkan susu sapi biasa.

Buah Organik
Buah non-organik dalam pemeliharaannya biasa diberi larutan pestisida 16 hingga 30 kali semprot. Bayangkan kandungan kimia yang akan mengendap di dalam tubuh Anda. Dengan mengkonsumsi buah organik berarti kita telah memberi asupan gizi yang aman untuk tubuh kita. Apel, buah persik serta stroberi adalah contoh produk organik yang telah populer.

Itulah tadi beberapa
contoh produk makanan organik yang dapat menjadi alternatif untuk memelihara kesehatan kita. Sejatinya masih terdapat contoh lain namun di sini hanya kami sebutkan nama-nama makanan dari yang paling sering kita jumpai. Pertanian organik dalam penerapannya akan sangat memprhatikan keseimbangan lingkungan, sehingga seluruh infrastruktur/perangkat yang terlibat termasuk didalamnya adalah penerapan teknologi ramah lingkungan menjadi ciri utamanya. Teknologi ini akan mengacu pada interaksi tanaman, manusia, hewan, tanah, mikroorganisme, ekosistem serta lingkungan.

- See more at: http://iteknologi-informasi.blogspot.co.id/2013/08/artikel-terbaru-teknologi-pertanian.html#sthash.gR7WLzyF.dpuf

PENULIS : sUGENG
Nama : Rahma Firdiana Nurnahar
Nim : 13809

Penerapan Integrated Farming System

Penerapan Integrated Farming System
tanggal 18 september 2015


Integrated Farming System atau sistem pertanian terpadu merupakan penggabungan semua komponen pertanian, yang meliputi pertanian, peternakan dan perikanan dalam suatu sistem usaha pertanian yang terpadu. Sistem ini mengedepankan ekonomi yang berbasis teknologi ramah lingkungan dan optimalisasi semua sumber energi yang dihasilkan. Kelebihan dari sistem pertanian terpadu antara lain, efisiensi energi, meningkatkan efektivitas lahan, modal terus berputar dan ramah lingkungan.

Konsep terapan sistem pertanian terpadu akan menghasilkan F4, yang terdiri dari Food, Feed, Fuel dan Fertilizer. Food merupakan sumber pangan bagi manusia yang bisa dihasilkan dari bidang pertanian, peternakan dan perikanan. Feed meliputi pakan ternak dan pakan ikan yang berasal dari limbah bidang pertanian. Fuel merupakan sumber energi yang dapat dihasilkan oleh bidang pertanian maupun peternakan, seperti biogas dan baru bara dari sekam. Fertilizer merupakan pupuk untuk bidang pertanian yang dihasilkan dari bidang pertanian itu sendiri maupun dari bidang peternakan.
Sistem pertanian terpadu sudah diterapkan di Indonesia, salah satunya adalah MT Farm. MT Farm (Mitra Tani Farm) didirikan oleh Afnaan beserta 3 temannya bertempat di desa Tegal Waru, Ciampea, Bogor. Beliau merintis usaha peternakan domba dan kambing sejak masih kuliah di fakultas peternakan IPB. Berawal dari peternakan domba dan kambing, saat ini MT Farm berkembang ke peternakan sapi, pertanian dan perikanan. Ketiga bidang ini berkaitan satu sama lain.
MT Farm ini merupakan tempat kunjungan studi bagi peserta Indonesia Bangun Desa angkatan ke-2 pada bulan Juli 2014. Afnaan banyak memberikan motivasi dalam usaha budidaya peternakan kepada peserta.
Salah satu manfaat dari mempelajari sistem pertanian terpadu adalah bisa mengetahui keuntungan yang diperoleh dan hubungan saling ketergantungan antara pertanian, peternakan dan perikanan. Keuntungan yang diperoleh dari peternakan adalah kotoran hewan ternak dapat digunakan untuk pupuk kandang bagi tanaman. Sama dengan peternakan, pertanian pun sangat bermanfaat bagi dunia peternakan. Salah satu faktor yang harus terpenuhi dalam peternakan adalah kebutuhan akan pakan ternak Dari pertanian akan dihasilkan bahan-bahan yang dapat diolah menjadi pakan ternak. Banyak hewan ternak yang pemenuhan pakannya sangat bergantung pada pertanian, termasuk sapi dan kambing dimana makanan utamanya adalah rumput. Sedangkan, limbah hasil pertanian seperti sayuran reject digunakan untuk pakan ikan.

sumber Anonim,2015.<<www.indonesiabangundesa.com>>. Diakses pada tanggal 18 september 2015 pukul 19.18

UGM Rintis Pemanfaatan Lahan Hutan Penghasil Pangan

UGM Rintis Pemanfaatan Lahan Hutan Penghasil Pangan

Upaya Perum Perhutani Kembangkan Sistem Pertanian Terpadu

Upaya Perum Perhutani Kembangkan Sistem Pertanian Terpadu

MediaTani – Perum Perhutani bakal menjalin kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada dan Pemprov Jateng untuk mengembangkan sistem pertanian terpadu (Integrated Farming System).

“Terkait Food Estate kita mau tidak mau ikut. Karena itu sekarang Perhutani sedang bekerja sama dengan UGM dan Pemprov Jawa Tengah untuk mengembangkan sistem pertanian terpadu. Saat ini baru sampai pilot project dengan lahan 146 hektar di Jawa Tengah, nantinya akan ada lahan  seluas 5.000 hektar di Jawa Tengah (untuk food estate),” jelas Dirut Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, saat ditemui wartawan Kompas Selasa (3/3/2015).
Lanjut Mustoha mengatakan, pengembangan sistem pertanian terpadu akan menggunakan beberapa konsep, di antaranya adalah zona kawasan hutan adaptif. Yang menurutnya, lahan perhutani akan diberi jarak untuk memberi ruang bagi masyarakat setempat untuk menaman tanaman holtikultura.
“Menggunakan konsep zona kawasan hutan adaptif, di mana jarak tanam yang tidak konvensional bisa 6×2 meter, bisa 10×2. Dengan memperlebar jarak tanam, masyarakat bisa manfaatkan ruang untuk menanam padi atau jagung, sehingga bisa menaikkan produktivitas,” jelas Mustoha.
Selain itu, Perum Perhutani juga meneken nota kesepahaman dengan Kementerian Pertanian untuk subsidi pupuk dan benih unggul dan mengembangkan pengolahan secara mekanis melalui hand tractor.
Mustoha mengatakan Perum Perhutani siap menjadi off taker (pembeli langsung) dari petani untuk menghindari pembelian dari pengijon-pengijon. Untuk rencana ini, Perum Perhutani berencana mempunyai anggaran sebesar Rp 200 miliar.
“Perhutani akan bertindak sebagai off taker untuk food estate. Supaya menghindari pengijon-pengijon yang membeli dengan harga murah dari petani. Kita juga akan membangun gudang jika diperlukan,” kata Mustoha.
“Perhutani juga mendukung ketahanan daging, baru dikembangkan dan sudah direspon positif. Karena ternyata pengusaha daging kesulitan mencari areal untuk peternakan, dimana Perhutani punya,” jelas Mustoha.

Dimas Uga Perceka nim: 12/331692/pn/12777
sumber: mediatani.2015.<<perumperhutani>>.Diakses pada tanggal 18 september pukul 19.08

Optimalisasi Hutan Untuk Capai Ketahanan Pangan

Optimalisasi Hutan Untuk Capai Ketahanan Pangan

Tanggal : 17 April 2015
arif rizky santoso 14/367178/pn/13813
Marketeers – Presiden Joko Widodo telah menetapkan target pencapaian ketahanan pangan dalam waktu tiga tahun mendatang. Namun, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan upaya keras yang tidak saja melibatkan jajaran di kementerian yang terkait langsung dengan program ini.Tidak saja melibatkan badan usaha milik negara (BUMN) di sektor pertanian, tapi juga sektor lainnya, termasuk kehutanan.

Menanggapi program ketahanan pangan tersebut, Perum Perhutani menyatakan siap mendukungnya. Sebagai induk usaha dari seluruh BUMN yang bergerak di sektor kehutanan, tentunya Perhutani memiliki potensi besar dalam mendukung tercapainya ketahanan pangan.Terutama, melihat dari luasan hutan yang dikelola Perhutani yang mencapai 2,5 juta hektare.
“Mengenai food estate, kami akan terlibat secara aktif. Sudah ada program-program yang kami buat untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan ini,” Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar.
Mustoha menambahkan, Perhutani akan mengembangkan integrated farming system atau sistem pertanian terpadu. Dalam sistem ini, Perhutani mengembangkan zona adaptif dengan memperlebar jarak tanam dari yang normal, bisa 6X2 meter atau lebih. Dengan begitu, petani atau masyarakat sekitar hutan bisa memanfaatkannya untuk menanam padi atau jagung. “Model pertanian ini untuk meningkatkan produktivitas petani di lahan yang menjadi milik Perhutani,” katanya.
Selain membuat sistem pertanian terpadu, Perhutani juga sudah menjalin kerjasama dengan Kementerian Pertanian dalam hal penyediaan pupuk bersubsidi dan benih unggul. Selain itu, juga akan mengembangkan pengolahan pertanian secara mekanis.
Langkah selanjutnya, Perhutani akan menjadi off taker (pembeli langsung) dari petani untuk menghindari pembelian dari pengijon-pengijon. Untuk rencana ini,Perum Perhutani mempunyai anggaran sebesar Rp 200 miliar.
Kesanggupan Perhutani tidak saja dalam mendukung ketahanan untuk padi dan jagung, namun juga dalam penyediaan daging. Perhutani juga akan mengembangkan produk daging sapi dengan skema silvopasture, yaitu kombinasi antara ternak dengan hutan.”Potensi pasar daging itu besar. Kenapa tidak kita siapkan sendiri tanpa harus impor,” pungkasnya.
Arif Rizky Santoso nim : 14/367178/PN/13813
dikutip dari : Adiwaluyo, Eka.2015.<<www.perumperhutani.com>>.diakses pada tanggal 18 september 2015 pukul 19.05