Jumat, 18 September 2015

PERSEPSI PEMUDA DI PERDESAAN DAN PERTANIAN MASA DEPAN


02 September 2014, 07:06:16 / Artikel Pertanian / Hits : 790 / Posted by
Oleh : Soleh Wahyudi, SST
Widyaiswara Pertama Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang
Kalimantan Selatan
            Persepsi : merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. Persepsi juga didefinisikan sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
1.Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain : (1) Fisiologis (2) Minat. (3) Kebutuhan yang searah. (4) Pengalaman dan ingatan (5) Suasana hati. 
2.Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
            Menurut Undang-Undang No 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, definisi pemuda adalah "Warga Negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun". Jadi, Warga Negara Indonesia yang dikategorikan sebagai pemuda adalah warga negara yang berusia antara 16-30 tahun. Pemuda Indonesia di tahun 2013 ini berjumlah kurang lebih 63 juta, atau sekitar 27 persen dari proyeksi jumlah penduduk Indonesia tahun 2013 sebesar 242 juta. Suatu potensi yang sangat besar dan sangat potensial untuk menggerakkan roda pembangunan bangsa dan negara.
            Mereka yang digolongkan sebagai pemuda adalah tenaga yang produktif. Tenaga produktif inilah yang berperan sebagai "mesin" penggerak lajunya roda pembangunan bangsa dan negara. Tenaga produktif inilah yang mempunyai potensi energi yang sangat besar untuk menciptakan sesuatu yang baru dan mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Pemuda perlu dididik dan dibina, agar potensi yang dimilikinya dapat menghasilkan kontribusi yang positif bagi pembangunan nasional. Oleh sebab itu, pemuda merupakan aset yang paling berharga dari suatu bangsa. 
            Apalah artinya sumber daya alam atau kekayaan negara yang berlimpah-limpah apabila di kemudian hari tidak ada generasi penerus yang dapat mengelolanya. Sebagai pemuda, generasi penerus bangsa harus menyadari hal ini. Semakin cepat kita sadari, semakin baik. Semakin banyak pemuda berkarya sejak dini, semakin baik.
            Setiap pemuda mempunyai potensi dasar untuk dapat berkontribusi bagi bangsa dan negara. Telah banyak contoh yang dapat kita tiru, pemuda yang telah sukses dan berprestasi di bidang ilmiah, kewirausahaan, pembangunan lingkungan, konservasi alam, dan lain sebagainya. Tidak semua pemuda yang telah sukses tersebut mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi, oleh sebab itu tidak perlu berkecil hati. Dengan bermodalkan ketekunan dan motivasi yang tinggi untuk mewujudkan impian dan cita-cita, kita dapat meraih kesuksesan dan prestasi.
            Selain ketekunan dan motivasi yang tinggi, kita juga harus selalu mempunyai pemikiran yang positif. Pemikiran yang positif akan selalu memandang suatu permasalahan sebagai sebuah tantangan yang perlu ditemukan solusi terbaiknya. Pemikiran yang positif juga akan selalu memandang suatu persoalan itu selalu mempunyai sisi positif yang bermanfaat bagi dirinya atau orang lain. 
            Karakter pemuda yang selalu berpikiran positif memunculkan energi yang positif pula. Jika energi positif tersebut diselaraskan dengan sifat pemuda yang dinamis dapat menghasilkan suatu kontribusi yang positif. Diharapkan dari kita sebagai pemuda yang menjadi tulang punggung bangsa dan negara ini, dapat memberikan kontribusi positif dalam bentuk apapun. Implementasi dari kontribusi positif itu bisa kita mulai dari lingkungan di sekitar kita. Kita tunjukkan bahwa kita mampu menjadi seseorang yang berguna, bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Perlu semangat dan kerja keras agar dapat menekuni apapun yang kita kerjakan. Selain itu, kita perlu lebih jeli dalam mendapatkan kesempatan dan peluang untuk maju. Dari kesempatan dan peluang yang kita dapat, bisa kita jadikan batu lompatan untuk mengembangkan kualitas diri kita dalam memberikan kontribusi yang positif. Sehingga dapat disimpulkan pemikiran positif akan menghasilkan energy positif, dan sebaliknya energy negative akan menghasilkan yang negative.
            Lantas bagaimana peran pemuda (desa) terhadap pertanian? Perkembangan zaman yang menyebabkan pembangunan disana-sini tak pelak menimbulkan residu-residu pembangunan berupa masyarakat yang termarjinalkan secara sosial maupun ekonomi. Para petani yang tadinya memiliki sawah banyak yang menjualnya karena adanya alih fungsi sawah (150.000 hektar/tahun) menjadi infrastriktur jalan maupun industri, adanya land grabbing serta himpitan ekonomi membuat makin banyak petani yang lahannya makin sempit bahkan tidak memiliki lahan yang selanjutnya kemiskinan pun menghinggapi mereka yang banyak bekerja di sektor pertanian, per Maret 2010 (BPS) penduduk miskin di desa mencapai 64,2% dari total 31,02 juta jiwa penduduk miskin di Indonesia.
            Potensi pertanian di Indonesia sebenarnya sangat besar, tapi hal ini hampir tidak terlihat, karena tertutupi dengan kegiatan impor bahan-bahan pangan dan produk pertanian lainnya yang sangat besar, misal dari Thailand dan Vietnam, padahal Indonesia mempunyai luasan wilayah yang lebih dibanding kedua Negara ini. Artinya kekayaan alam Indonesia yang sangat besar ini belum dimanfaatkan secara optimal. Dan alasan terbesar yang menjadi penyebab belum optimalnya pemanfaatan potensi ini adalah SDM Indonesia itu sendiri. Selain itu masih banyak beranggapan hal-hal yang berkaitan dengan barang-barang impor itu lebih berkualitas, padahal tidak semua pendapat itu benar. Misalnya durian dari Thailand, dll.
            Perkembangan tenaga kerja Subsektor Pertanian menunjukkan bahwa berdasarkan umur dan Subsektor pada tahun 2014 yang paling tinggi pada kelompok umur 30th-44th sebanyak 12,63 juta orang dan yang paling sedikit pada kelompok umur >60 sebanyak 4,98 juta orang. Hal ini memperlihatkan bahwa struktur kelompok umur masih didominasi oleh tenaga kerja produktif (umur 15th – 59 th). Apabila tenaga kerja tenaga kerja dikelompokan menjadi generasi muda dan generasi tua maka perbandingannya pada tahun 2012 adalah 18% generasi muda dan 82% generasi tua.
            Rendahnya presentase para generasi muda tani ini dikarenakan persepsi mereka tentang hasil dari pertanian kurang menjanjikan di mata mereka, dan pertanian hasilnya tidak dapat dinikmati langsung, butuh waktu untuk menunggu dan yang terlebih petani terkesan kumuh. Belum lagi kondisi desanya yang jauh dari infrastruktur memadai, membuat mereka hengkang dari desanya untuk merantau kepekerjaan yang dianggap lebih layak dan cepat menghasilkan.saat ini kebanyakan tenaga-tenaga di lading/sawah kalangan usia 40 tahun ke atas, dan menurut penuturan beberapa tokoh masyarakat banyak pemuda dan warga yang merantau, bahkan saking lamanya rumah-rumah yang ditinggalkan dibiarkan roboh dimakan usia. Pendapat ini juga diperkuat dengan data statistik mengenai angka urbanisasi diperkotaan besar  yang semakin meningkat, misalnya Jakarta, Surabaya, Bandung dan kota kota besar lain di Indonesia.
            Gambaran diatas menjadikan salah satu factor yang melemahkan Negara Indonesia yang masih menyandang nama sebagai Negara Agraris. Salah satu hal yang sederhana yang perlu dilakukan adalah menanamkan kepada putra-putri kita yang dimulai sejak dini utuk mengenal dunia pertanian,  mencintai dan bahkan menggeluti dunia pertanian. Karena sangat jarang ditemui orang tua yang menginginkan anaknya jadi petani, sehingga dari kecil hingga pendidikan tinggi bahkan mencari pekerjaan pun “didikte” orang tua untuk menjadi yang lebih dari sekedar petani, termasuk bagi orang tua yang petani sekalipun, sehingga pertanian terkesan sebagai pekerjaan terakhir apabila pekerjaan yang lain tidak didapatkan.
            Dengan gambaran tersebut diatas maka suatu tantangan terbesar dimasa mendatang adalah membentuk Sumberdaya Manusia Pertanian yang tangguh, dan tidak goyah terhadap godaan persepsi kebanyakan pemuda perdesaan saat ini yang menganggap bekerja diperkotaan itu menjanjikan, tapi menekuni warisan dan julukan atas negri ini sebagai Negara agraris. Negara yang kuat adalah Negara yang mempunyai ketahanan pangan yang kuat.tentunya tantangan ini adalah tugas semua pihak yang dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat hingga pemerintah.
___________________________________________________
REFERENSI
http://www.datastatistik-indonesia.com/
Proyeksi Jumlah Pemuda Indonesia, http://kppo.bappenas.go.id/files/-1-Proyeksi Jumlah Pemuda.pdf
Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia, http://www.datastatistik-indonesia.com/proyeksi/index.php?option=com_proyeksi&task=show&Itemid=941

Source : http://bbppbinuang.info/news54-persepsi-pemuda-di-perdesaan-dan-pertanian-masa-depan.html

Nama : Prima Christina
Nim : 13808

1 komentar:

  1. Nama : Sih Pirenaningtyas
    NIM : 14 / 364084 / PN / 13558
    Golongan : A.3.2
    Kelompok : 4
    Nilai penyuluhan
    • Sumber Teknologi / ide : Belum ada ide ataupun solusi dalam artikel tersebut. dalam artikel tersebut, penulis mengulas fakta bahwa sudah semakin jarang pemuda dan pemudi Indonesia yang turun ke sektor pertanian dikarenakan sudah terbagun persepsi bahwa pertanian tersebut tidak ada untungnya bagi mereka.
    • Sasaran
    Sasaran dalam artikel tersebut adalah pemuda khususnya pemuda desa Indonesia.
    • Manfaat
    a. Menumbuhkan sikap peduli terhadap sektor pertanian.
    b. meningkatkan rasa cinta pemuda terhadap sektor pertanian.
    • Nilai Pendidikan
    Pemuda Indonesia diharapkan untuk peduli terhadap sektor pertanian yang merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia dan local wisdom Indonesia karena budaya-budayanya.

    Nilai Berita :
    1. Aktualitas (Timeliness) : persepsi pemuda dalam artikel tersebut aktual dikarenakan saat ini sebagian besar pemuda desa lebih memilih pekerjaan non-pertanian, sehingga artikel ini aktual untuk disampaikan.
    2. Kedekatan (Proximity) : artikel persepsi pemuda ini dekat dengan pemuda Indonesia yang notabene merupakan sasaran penyuluhan.
    3. Dampak (Consequence) : dampak dari artikel tersebut adalah dapat meningkatkan rasa peduli pemuda Indonesia di bidang pertanian dan dapat menemukan ide-ide dan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
    4. Human Interest : artikel ini menarik untuk dibaca dikarenakan isi dari artikel yang menyangkut simpati akan krisis sumber daya manusia di sektor pertanian.
    5. Penting (Important) : persepsi pemuda Indonesia ini penting karena menyangkut masa depan pertanian. tanpa adanya pemuda Indonesia yang bekerja dan mengembangkan sektor pertanian maka dapat diprediksi akan krisis pangan.

    BalasHapus